Kecewa: Bagian dari Perjalanan

Siapa yang tidak tau perasaan yang bernama kecewa ini? Siapa pula yang tidak pernah merasakannya? Setidaknya setiap manusia yang ada di dalam dunia pernah merasakan bagaimana rasa mencicipi sesuatu yang bernama kecewa ini. Mungkin saja sekali dalam hidupnya, bisa saja berkali-kali merasakannya tetapi tetap melakukan kebaikan. Tetap belajar untuk menjadi baik walaupun didera begitu banyak rasa kecewa.

Perasaan yang bernama kecewa ini apabila tidak dikelola dengan baik dan benar akan sangat mempengaruhi segalanya. Apapun yang ada di dalam diri kita akan terpengaruh. Apalagi saat tenggelam di dalamnya menyebabkan semuanya terasa menyakitkan. Lantas, apa yang dilakukan saat merasakan perasaan yang bernama kecewa ini?

Apakah mengeluarkan semuanya yang ada? Membalas yang memberikan rasa mengerikan ini pada kita? Ataukah memperbaiki pola pemikiran yang ada di dalam kepala kita?

Salah satu cara agak rasa kecewa tidak terlalu dapat dirasakan dan dinikmati ialah dengan menurunkan sedikit ekpektasi kita terhadap apapun termasuk manusia. Karena hanya satu di dunia ini yang akan sesuai ekspektasi kita bahkan tidak ada yang sanggup menyamainya. Siapa lagi kalau bukan Tuhan pemilik seluruh kehidupan ini. Karena Tuhan akan selalu memberikan ekspetasi milik kita menjadi kenyataan. Mungkin terkadang sedikit berbeda tetapi maknanya bila ditelaah akan sama dengan apa yang kita ekspektasikan.

Jadi, sedikit menurun ekspetasi tidak akan menyakiti diri sendiri. Malah akan memberikan ruang bagi pemikiran dan perasaan melihat lebih jauh arah ke depannya. Memberikan hati persiapan akan segala sesuatu yang terjadi di masa mendatang karena hati yang patah tidak mudah untuk sembuhnya. Terkadang memerlukan waktu yang tidak sedikit. Terkadang sampai seumur kehidupan yang telah kita jalani. 

Lalu, bagaimana bila sudah terlanjur kecewa?

Rasakan, tidak ada yang salah. Perasaan kecewa itu sesuatu yang nyata bahkan tidak dapat dihindarkan. Bila perasaan ini terasa maka cepat-cepat mengatur pemikiran bahwa segala sesuatu di dunia hanya milik Tuhan semata termasuk tingkah laku manusia yang ada. Keluarkan semua rasa kecewa dalam bentuk apapun namun masih dalam koridor yang tidak menyakiti manusia lain. 

Misal mengutarakan dengan kata-kata selain membicarakannya bisa dengan menulisnya. Karena seperti yang kita tahu, menulis merupakan kegiatan yang memberikan terapi bagi perasaan. Selain itu dapat dengan bernyanyi meluapkan emosi yang ada dengan melantangkan suara sembari mengeluarkan rasa kecewa. Lakukan apapun yang dirasa memberikan ketenangan bagi diri sendiri. Entah hobi atau apapun yang biasa kita lakukan.

Relakan yang perlu direlakan. Perasaan kecewa bila dirawat akan memberikan ruang bagi sakit. Hati yang sakit akan memberikan dampak pada kesehatan badan. Akibatnya impian-impian yang ingin diciptakan dan dicapai akan terasa jauh. Karenanya melepaskan rasa kecewa diperlukan bagi kesehatan jiwa dan raga. Lepaskan semuanya maka akan memberikan rasa lega bagi diri kita. 

Lalu, bila sesuatu yang menyebabkan kita kecewa kembali apa yang harus dilakukan?

Sambut saja tapi bukan berarti harus dekat kembali dengan alasan kita kecewa. Karena satu yang penting belajar menjadi baik lebih dari segalanya dibandingkan membalas dendam yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amparan Tatak dan Cara Membuatnya

Dia: A Story